Aku bertemu denganmu di
hari minggu penuh kalbu. Aku ingat itu tanggal 20 Mei 2012 pada pagi hari yang
penuh dengan wasap wasapmu. Hahaha, kita bertemu tidak ada yang berbeda. Caramu
berjalan menyapaku masih sama. Kita masih suka bercerita ditempat terpencil
yang orang susah mendengar satu saja kata. Kau janji mau cerita tentang, ha,
ini rahasia kita berdua, blog tidak boleh tahu apa-apa. Aku memuji kimi
raikkonen dan kau lama-lama terpesona. Sosok dinginnya mengingatkanku pada
kelas yang tidak memilikimu. Sayang sekali tidak ada kelas yang menerima kita
untuk bersama. Aih, ini terdengar seperti kita adalah sepasang couple yang
saling berduka. Ini terlalu hiperbola.
Jadi mari kita sisipkan
sebuah nama keturunan jepang, Tarida Marseilla. Dia kimi raikkonen wannabe
katamu, katanya. Kita bertiga makan ramen dan dia berkisah memberi info yang
tidak kita tahu. Dia jadi pemimpin di obake, aku payah sekali tidak melihat
hantunya karena tutup mata. Kita jalan-jalan saja, lalu duduk, begitu
seterusnya. Lalu tarida pulang duluan karena sudah dijemput papahnya. Kita lagi
dan lagi ke masjid untuk sholat. Sholat dzuhurku yang di-imami kamu. Hihihi,
tak lama aku dijemput mama. Kau salim padanya. Lalu kita pergi. Lagi lagi aku
masih belum puas dengan pertemuan ini. Ironis sekali. Harus bagaimana biar
puas? Kita ketemu di Swiss aja ya.