Jumat, 25 Mei 2012

ketikan itu. kosa kata itu.

dia pernah membenci siapa-siapa, kesal terhadap apa-apa, dan tanpa aba-aba dia pergi meninggalkan tempat seharusnya ia tempati. dia pernah ingin berbicara dengan beragam kosa kata, menjelaskan hal-hal yang sulit dijelaskan, tetapi dia hanya bungkam lagi dan lagi. dia pernah berharap banyak tentang dunia, berpikir ulang tentang segalanya, dan berakhir dengan menginginkan mesin waktu abadi. dia pernah terjatuh seperti daun, tetapi tidak mau membenci batang, kesal terhadap angin, tetapi bukankah mereka-mereka pernah menemani disuatu keadaannya? selalu saja, ruang hampa menjadikan dirinya menyelip di dalam keyboard, meminta dia untuk menarikan jarinya leluasa saja, anggap tidak ada juri yang menilai tariannya. tetapi bukankah secuil saja kosa kata itu kau ketik oleh jari-jari yang menari linglung, walaupun kamu sudah berfikir tidak ada juri yang menilai tarian jarimu, tetap saja, Allah Maha Tahu? sampai kapan kata itu ada disana,menetap disana, di sebuah dunia yang bisa diakses dimana-mana, semua orang membacanya.
dia pernah berani menancapkan kata menusuk itu, tapi malu-malu dalam ragu yang tidak ada tahu kecuali yang Maha Tahu.

-Caca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar